NTB, AlifMH.info – Kelompok Masyarakat Pengawas Perikanan (POKMASWAS) Dusun Prajak, Desa Batu Bangka, Kecamatan Moyo Hilir, Sumbawa, terus berupaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir melalui pengembangan budidaya rumput laut. Berada di wilayah pesisir Teluk Saleh yang berbatasan dengan zona biosfer Moyo-Tambora, Dusun Prajak memiliki potensi besar dalam pengelolaan sumber daya alam laut, terutama rumput laut jenis Eucheuma cottonii.
Namun, tantangan yang dihadapi masyarakat tidaklah sedikit. Aktivitas destructive fishing serta penyakit ice-ice yang menyerang rumput laut telah menurunkan produksi hingga 70-100%, bahkan menyebabkan beberapa petani menghentikan budidaya. Penyakit ice-ice, yang disebabkan oleh bakteri Vibrio sp., mengakibatkan thalus rumput laut berubah menjadi putih dan akhirnya patah.
Melihat persoalan tersebut, POKMASWAS bersama dengan tim pengabdian masyarakat dari perguruan tinggi berinisiatif melakukan sejumlah kegiatan untuk meningkatkan kualitas budidaya rumput laut dan mengembangkan produk olahannya. Salah satu solusi yang diusulkan adalah penerapan teknologi Modified Floating Net (MFN), yang dapat melindungi rumput laut dari hama seperti ikan baronang dan tumbuhan epifit.
|
Kegiatan Budidaya Rumput Laut oleh Masyarakat Pesisir di Dusun Prajak |
Pelatihan Budidaya Rumput Laut dengan Teknologi MFN
Dalam rangka mengatasi masalah budidaya, dilakukan pelatihan kepada kelompok tani rumput laut di Dusun Prajak. Sistem budidaya yang sebelumnya menggunakan metode longline, kini diperbarui dengan penerapan teknologi MFN. Metode ini memungkinkan budidaya dilakukan di permukaan air, mengikuti pasang surut air laut, sehingga lebih mudah dalam pengawasan dan pemanenan.
|
Sistem longline pada budidaya rumput laut di dusun Prajak |
"Kami berharap dengan teknologi ini, masyarakat dapat kembali menggiatkan budidaya rumput laut dan meningkatkan produksinya," ujar salah satu anggota tim pengabdian. Pelatihan ini diikuti oleh kelompok tani yang tergabung dalam kelompok "Mutiara Hitam".
Pengembangan Produk Olahan Rumput Laut
Selain fokus pada budidaya, kegiatan pengabdian ini juga mencakup pelatihan bagi kelompok ibu-ibu di Dusun Prajak, seperti kelompok "Maris Gama" dan "Putri Bahari". Sebelumnya, kelompok ini sempat memproduksi makanan olahan berbasis rumput laut seperti dodol, keripik, dan bolu. Namun, produksi tersebut terhenti akibat menurunnya pasokan bahan baku.
|
Pelatihan dan pendampingan pembuatan MNF pada budidaya rumput laut |
Melalui pelatihan ini, kelompok ibu-ibu kembali diberdayakan untuk membuat berbagai produk berbasis rumput laut seperti nori, minuman serbuk, dan kue berbahan dasar rumput laut. "Dengan adanya pelatihan ini, kami berharap produk olahan rumput laut dapat dipasarkan kembali dan turut membantu meningkatkan ekonomi masyarakat," jelas salah satu pelatih.
Tantangan dan Potensi Pengembangan
Meskipun pelatihan dan teknologi telah diperkenalkan, tantangan tetap ada. Harga jual rumput laut kering di Dusun Prajak masih tergolong rendah, berkisar Rp 10.000 per kilogram. Selain itu, musim hujan juga kerap mempengaruhi kualitas dan jumlah produksi rumput laut.
Namun, potensi pengembangan produk olahan rumput laut masih terbuka lebar. Rumput laut jenis Eucheuma cottonii yang dihasilkan di Dusun Prajak mengandung kappa karaginan, senyawa yang dapat digunakan dalam industri farmasi, kosmetik, pangan, hingga kebutuhan rumah tangga. Pengembangan produk olahan yang bernilai jual tinggi, seperti nori dan minuman serbuk, diharapkan mampu menstimulasi pembentukan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di wilayah ini.
|
Gambar produk kue dan minuman berbasis rumput laut |
Dukungan Pemerintah dan Perguruan Tinggi
Kegiatan pemberdayaan ini juga didukung oleh mahasiswa dari program studi perikanan dan bioteknologi. Selain sebagai bagian dari pemenuhan Indikator Kinerja Utama (IKU) perguruan tinggi, yaitu keterlibatan mahasiswa dalam kegiatan di luar kampus, proyek ini juga menjadi sarana bagi para dosen untuk menjadikan hasil penelitian sebagai materi ajar.
Dengan sinergi antara masyarakat, POKMASWAS, dan perguruan tinggi, diharapkan budidaya rumput laut dan pengembangan produk olahannya dapat memberikan dampak positif bagi ekonomi masyarakat pesisir Dusun Prajak. Kegiatan ini juga sejalan dengan program pemerintah untuk meningkatkan produksi budidaya perairan yang sempat menurun di wilayah Sumbawa.
Masyarakat pesisir Dusun Prajak kini memiliki harapan baru untuk kembali menggiatkan budidaya rumput laut dan mengembangkan produk olahannya sebagai ikon lokal yang dapat bersaing di pasar yang lebih luas.
Dengan terlaksananya program ini, masyarakat pesisir Dusun Prajak menyampaikan rasa terima kasih yang mendalam kepada semua pihak yang telah mendukung keberhasilan kegiatan ini, terutama kepada Kemendikbuk Ristek atas program pengabdian kepada masyarakat tahun 2024. Penghargaan khusus diberikan kepada tim pengabdian masyarakat Universitas Teknologi Sumbawa, Kelompok Tani "Mutiara Hitam", serta kelompok ibu-ibu "Maris Gama" dan "Putri Bahari". Selain itu, apresiasi juga disampaikan kepada Pemerintah Daerah Kecamatan Moyo Hilir dan seluruh pihak yang telah berkontribusi dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pengembangan budidaya dan produk olahan rumput laut. Dukungan dan kerjasama ini diharapkan dapat terus terjalin demi masa depan yang lebih baik bagi masyarakat pesisir Dusun Prajak.
[ ا MH ]