Dr Richard Pasaribu dan Pengurus Ikatan Pemuda Karya Kota Batam |
Kota Batam,
AlifMH.info - Senator Kepulauan Riau, Dr Richard Pasaribu meminta
Pemerintah Pusat serius menjadikan Batam sebagai pusat pelabuhan laut,
sebagaimana negara Singapura sudah merealisasikan puluhan tahun yang lalu.
Richard berharap kapasitas pelabuhan peti kemas yang ada di Batam harus
ditingkatkan secara signifikan.
Richard Pasaribu mengatakan, bahwa selama ini Batam
tertidur dalam memberdayakan letak geografisnya yang sangat strategis yang
sebetulnya setara dengan Singapura.
Singapura telah memberdayakan negerinya dengan
membuat pelabuhan laut yang bertaraf internasional dengan kapasitas 47 juta
TEUs, yang telah memberikan sumbangsih pertumbuhan ekonomi negaranya dengan
pesat.
“Batam ini awalnya dibangun untuk menjadi lokomotif
perekenomian regional Kepri maupun nasional. Tetapi kenyataannya masih sangat
jauh diberdayakan dari potensi Batam yang ada. Maka Pemerintah Pusat harus
serius menjadikan Batam, sebagai hub logistik dengan cara meningkatkan
kapasitas pelabuhan kita secara massif,” katanya saat memberi sambutan pada
pelantikan Pengurus Ikatan Pemuda Karya Kota Batam, Minggu (07/02/2021) yang
juga dihadiri oleh Walikota Batam.
Richard Pasaribu juga menyampaikan, bahwa
Pemerintah Singapura sangat tepat dengan telah mengembangkan kapasitas
pelabuhannya, yang saat ini sudah sebesar 47 juta TEUs per tahun dan bahkan
sedang dikembangkan menjadi pelabuhan peti kemas terbesar di dunia, dengan
kapasitas 65 juta TEUs per tahun. Sementara kapasitas Pelabuhan Batu Ampar di
Batam masih hanya 350.000 TEUs per tahun.
“Kalau bisa dengan kita kembangkan tahap awal
menjadi 10 juta TEUs saja, pasti sudah memberi dampak pertumbuhan ekonomi yang
sangat besar bagi Batam. Belum lagi pengisian bbm tanker yang berlabuh di
Batam, pasti sudah memberikan devisa sampai triliunan rupiah,” tegasnya.
“Pengembangan kilang minyak dan gas di Batam juga
harus kita bangun sebelum semuanya menjadi terlambat. Minyak dan gas dari
Natuna dari pipa bawah laut langsung dikirim ke kilang minyak dan gas milik
kita sendiri. Alangkah sayangnya apabila potensi kekayaan alam tidak kita
kuasai dan kelola dari hulu ke hilir. Itu semua berkat dari Tuhan YMK dan
seyogyanya haruslah kita berdayakan, seoptimal mungkin untuk kesejahteraan dan
kemakmuran rakyat kita. Dengan adanya pelabuhan besar dan kilang minyak dan gas
akan sangat besar dampak multiplier-effect ekonominya, belum lagi dampak
trickle-down effect dengan terciptanya puluhan ribu kesempatan untuk bernafkah
termasuk nafkah tukang ojek sekalipun,” tambahnya.
Selain pengembangan pelabuhan dan kilang minyak dan
gas, Richard Pasaribu juga menyinggung pentingnya pengembangan sektor
pariwisata Batam. Selama ini Batam hanya berfokus pada industri manufaktur,
padahal pariwisata Batam juga mempunyai potensi yang sangat besar untuk
mendatangkan devisa.
“Kita terlambat mengembangkan sektor pariwisata,
berpuluh tahun kita hanya mengandalkan industri manufaktur. Seandainya sektor
pariwisata juga kita kembangkan secara simultan, dengan industri manufaktur
pasti Batam sudah terang berderang seperti Singapura. Ada 18 juta turis manca
negara mengunjungi Singapura dan belum lagi ada 26 juta turis yang ke Malaysia.
Tidak mustahil bila kita siasati dan ikhtiarkan dengan serius agar ada 10 juta
turis mancanegara yang ke Singapura dan Malaysia ingin menyeberang ke Batam
untuk beberapa hari saja. Batam bisa mendapat devisa puluhan triliun per tahun!
Turis sangat senang untuk mengunjungi negara sebanyak-banyaknya, kadung tinggal
nyeberang saja, kok,” tutup Richard.
[ ا MF ]