Jakarta, AlifMH.info - Untuk mendapatkan atlit yang berpotensi mendulang medali di Olimpiade Tokyo, Pengurus Besar Persatuan Panahan Indonesia (PB PERPANI) memanggil 16 atlit masing-masing 8 atlit putra dan 8 atlit putri untuk melakukan seleksi akhir sebelum mengikuti praqualifikasi Olimpiade di Lapangan Panahan, GBK Senayan. Seleksi akan dilakukan tanggal 28 - 29 April 2021, mulai jam 08.00 hingga 16.00 wib. Sebelum PB Perpani telah menjaring 4 atlit putra dan putri yang diperoleh melalui seleksi online.
Hadirnya atlit Jawa Timur yang selama ini malang melintang di Pelatnas dan sejumlah atlit potensial dari Jawa Barat, Kalimantan Timur, DKI Jakarta dan Yogjakarta membuat persaingan di ajang seleknas beraroma menjadi mini turnament.
Tampak masing-masing atlit didampingi coach dan manejernya sehingga persaingan memperebutkan 4 Jersey Timnas Panahan masing-masing untuk putra dan putri makin seru.
Tampak hadir pada sesi latihan pagi hingga siang ini salah satu Srikandi Indonesia Lilies Handayani yang dengan tekun mengawasi 3 atlit Jawa Timur, Riau Ega Agata Salsabilla, Diananda Choirunisa dan Asifa Nur Haenza. Lilies tampak optimis dengan seleknas yang dilakukan saat ini.
Keyakinan sang legenda terlihat dari suasana yang bagus dan kesiapan atlitnya dalam menghadapi seleksi besok.
Menurut Lilies seleksi yang dilakukan saat ini berbeda dengan era mereka.
Dulu yang namanya seleknas dan kejurnas merupakan sesuatu yang sakral. Dikatakan sakral karena atlit tidak memilih, beda kalau sekarang dipilih. Event seperti kejuaraan nasional yunior maupun senior dan seleksi nasional (seleknas) benar sakral dan puncaknya pada seleknas yang sudah melebur semua atlit dari berbagai daerah bukan seleknas pilihan. Sekarang seleknas hanya semacam tes saja, lanjut ibu 3 anak yang juga merupakan aparat sipil negara propinsi Jawa Timur.
Dari hasil pantauan latihan pagi hingga siang hari ini tampak atlit yang telah menjalankan Pelatnas masih mendominasi dan persaingan masih sangat ketat. Yang menarik pada atlit putri, Titik Kusimawardani (DIY) yang sejak Pelatnas 2020 kurang memuaskan bahkan kini melejit dan menempati rangking pertama, disusul Diananda Choirunisa (Jatim), Rezza Octavia pendatang baru dari Papua dan Linda Lestari (Kalteng). Ancaman bagi Linda datang dari Asiefa Nur Haenza (Jatim) dan Ratna Humaira Khaerunnisa Fadly (Jabar).
Sedangkan di nomor putra nama-nama seperti Hendra Purnama (DIY), Arif Dwi Pangestu (DIY), M.Hanif Wijaya (Jambi) akan mencoba menggusur dominasi Riau Ega Agata Salsabilla (Jatim) yang telah menjadi tulang punggung Timnas Indonesia selama ini. Ancaman bagi nama-nama di atas datang dari kuda hitam Richard Maulana Irfan (DKI), Alfviyanto Bagas Prastyadi (Jateng), Lisnawanto Putra Aditya (DIY).
Seleknas yang berlangsung selama 2 hari akan dipantau langsung oleh Manejer Timnas Iksan Ingratubun, Satgas Olimpiade Perpani, KONI dan Kementrian Pemuda dan Olahraga dan sejumlah pelatih dan manejer yang terlibat.
Awal bulan kita sudah mendapatkan 3 atlit putra dan 3 atlit putri yang akan kita berangkatkan ke Word Archery Perancis dan merupakan praqualifikasi Olimpiade Tokyo. Harapan kita di Perancis bisa berbuah manis, sehingga tiket beregu dapat kita peroleh, tegas Iksan Ingratubun Manjer Timnas Panahan Indonesia.
Rezza Octavia, Mutiara Hitam Dari Papua.
Bakat memanahnya sudah tampak sejak dara manis kelahiran Sidoarjo, 25 Oktober 2000 masih memperkuat klub di Bojonegoro. Tidak dianggap sebagai atlit masa depan oleh Perpani Jawa Timur tak membuat dara manis ini berputus asa.
Di tengah kebimbangan sejumlah atlit Bojonegoro yang terdepak, muncullah sang salvator, Hengky Fredy Sawaki yang merupakan pengurus Pepani Papua.
Komitmen dan tekad Ketua Perpani Papua Juliana J.Waromi,SE,M.Si.untuk menjadikan atlit panahan Papua sebagai pendulang medali di PON Papua tidak main-main. Hal ini dibuktikan dengan traning center jangka panjang di Kabupaten Karang Anyar, Jawa Tengah.
Rezza begitu dia disapa, Mutiara hitam asal Papua memang merupakan pendatang baru di tim nasional panahan Indonesia. Demi panahan mahasiswa semester 6 Universitas Diponogoro harus memilih apakah kuliah atau berlatih bersama tim panahan PON Papua. Berkat ketekunannya mahasiswa jurusan Kelautan ini bisa menembus atlit elit nasional.
[ ا MF ]