Balikpapan, AlifMH.info - Indonesia akan terus bergerak memenuhi target pengendalian iklim. Keseriusan pemerintah ditunjukkan dengan mengusung konsep 'Indonesia's FoLU Net-Sink 2030'.
Sebuah pendekatan dan strategi dimana pada tahun 2030, tingkat serapan emisi sektor FoLU (Forestry and Other Land Uses) ditargetkan sudah berimbang atau lebih tinggi dari pada tingkat emisinya (Netsink).
Sektor FoLU ditargetkan dapat menurunkan hampir 60% dari total target penurunan emisi nasional.
Terkait hal tersebut, KLHK mengintegrasikan rencana kerja ke dalam program Indonesia's FoLU Net Sink 2030. Integrasi rencana kerja KLHK ke dalam teknis operasional FoLU Net Sink 2030, meliputi aksi mitigasi, teknis operasional, hingga rincian output rencana kerja KLHK.
"Adapun strategi nasional FoLU Net Sink 2030 menggunakan 4 strategi utama yaitu menghindari deforestasi; konservasi dan pengelolaan hutan lestari; perlindungan dan restorasi lahan gambut; serta sink enhancement dengan mempercepat aforestasi, reforestasi lahan kritis, dan revegetasi perkotaan," kata Sekjen KLHK Bambang Hendroyono saat membuka Workshop FoLU Net Sink 2030, bersama Dekan Fahutan Se-Indonesia, di Balikpapan Provinsi Kalimantan Timur, Rabu (23/03/2022).
Kaitannya dengan pembangunan IKN, penerapan FoLU Net Sink 2030 mengintegrasikan prinsip dan kriteria forest city ke dalam Rencana Tata Ruang IKN. Integrasi prinsip dan kriteria forest city dan Rencana Aksi Nasional FoLU Net Sink 2030 ke dalam Rencana Aksi Skala Tapak di IKN berdasarkan potensi cadangan dan potensi emisi yang bersumber pada karakteristik hutan dan lahannya.
Guru Besar IPB Prof. Rizaldi Boer, yang juga merupakan profesor di bidang Klimatologi khususnya Manajemen Resiko Iklim, Adaptasi dan Mitigasi Perubahan Iklim, menyampaikan apa yang disiapkan dan disusun oleh KLHK sudah luar biasa untuk mencapai FoLU Net Sink 2030.
"Untuk mencapai hal tersebut merupakan bagian dari komitmen global yang kompatibel dan sejalan dengan Kesepakatan Paris. Karena ini merupakan komitmen global, tanggung jawab hanya tanggung jawab kita untuk mencapainya," katanya.
Kalau dilihat dari target yang ditetapkan, kontribusi terbesar yaitu dari keberhasilan menekan emisi kebakaran lahan gambut. Upaya selanjutnya dengan meningkatkan sebesar mungkin penyerapan karbon oleh hutan alam.
"Keberhasilan restorasi gambut, menjadi salah satu faktor kunci, termasuk juga mangrove," ujarnya.
[ ا MF ]