Jakarta, AlifMH.info — Indonesia Menatap 2045 sebagai tonggak sejarah menuju status negara maju, namun berbagai tantangan signifikan masih harus diatasi. Fatrian Rubiansyah Rusydy, S.T., MBA, PMP, Co-Founder Nusawater dan seorang Water Collaborator, menyoroti beberapa isu mendasar yang memengaruhi daya saing nasional. Ia mengungkapkan bahwa meski pertumbuhan ekonomi mencatat kenaikan, produktivitas belum sepenuhnya mengikuti. Data menunjukkan bahwa pada periode 2004–2014, rata-rata Incremental Capital to Output Ratio (ICOR) berada pada angka 4,6 dengan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,9%, sementara pada periode 2015–2023, rata-rata ICOR meningkat menjadi 6,3. Hal ini mengindikasikan perlunya strategi baru dalam pengelolaan modal untuk memastikan bahwa pertumbuhan ekonomi benar-benar dapat dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat.
Sektor infrastruktur juga menghadapi tantangan tersendiri, di mana meskipun telah dilakukan pembangunan besar-besaran, indeks kinerja logistik mengalami penurunan. Di sisi lain, kontribusi sektor industri manufaktur terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) menurun drastis, dari sekitar 30% pada era pemerintahan Habibie menjadi hanya 18% saat ini. Penurunan tersebut menunjukkan perlunya revitalisasi industri nasional guna meningkatkan daya saing dan menstabilkan perekonomian.
Isu krusial lainnya adalah pengelolaan sumber daya air, yang menurut Fatrian merupakan komponen vital untuk mendukung berbagai sektor, mulai dari industri hingga kesejahteraan masyarakat. Ia mencatat bahwa sekitar 192 juta penduduk Indonesia masih belum memiliki akses ke air bersih, sementara 14 juta orang belum mendapatkan akses ke fasilitas sanitasi yang memadai. Kondisi pencemaran pun semakin mengkhawatirkan, dengan sekitar 50% sungai di Indonesia tercemar berat dan tingkat kehilangan air mencapai 33% akibat kebocoran, pencurian, atau infrastruktur yang kurang optimal. Ditambah lagi, lebih dari 3.544 kejadian bencana hidrometeorologi dalam dekade terakhir telah memberikan dampak signifikan bagi kehidupan masyarakat. Untuk mengatasi masalah tersebut, investasi di sektor air perlu ditingkatkan tiga kali lipat menjadi USD 140,8 miliar, mengingat ketidakefisienan dalam utilitas air menimbulkan kerugian ekonomi yang mencapai rata-rata USD 21,4 juta per utilitas (harga tahun 2015).
Fatrian mengajak semua pihak untuk melakukan transformasi diri, meningkatkan kemampuan, dan produktivitas sebagai upaya bersama mengatasi berbagai permasalahan struktural tersebut. Menurutnya, keberhasilan dalam mengelola sumber daya alam—terutama air—merupakan fondasi penting dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat dan kelangsungan industri nasional, sehingga Indonesia dapat benar-benar meraih impian menjadi negara maju pada tahun 2045.
[ ا MH ]