Daftar Perusahaan Israel yang Terpuruk Akibat Kampanye Boikot Internasional
Daftar Perusahaan Israel yang Terpuruk Akibat Kampanye Boikot Internasional |
Mancanegara, AlifMH.info - Gerakan Boikot, Divestasi, dan Sanksi (BDS) terhadap Israel telah berdampak signifikan pada sejumlah perusahaan, baik dari sektor teknologi, farmasi, makanan, hingga keuangan. Kampanye global ini berfokus pada penolakan terhadap perusahaan yang dianggap mendukung pendudukan atau terlibat dalam pelanggaran hak asasi manusia di wilayah Palestina. Berikut adalah beberapa perusahaan yang terkena dampaknya:
1. Mobileye
Deskripsi: Mobileye, perusahaan teknologi asal Israel yang fokus pada pengembangan sistem pengemudian otonom, mengalami hambatan penetrasi pasar, terutama di Timur Tengah dan Asia.
Kerugian: Penurunan permintaan teknologi akibat boikot di pasar-pasar strategis mengurangi potensi ekspansi perusahaan di wilayah tersebut.
2. Check Point Software Technologies
Deskripsi: Check Point, raksasa keamanan siber berbasis di Israel, menyediakan solusi firewall dan perlindungan ancaman dunia maya.
Kerugian: Penjualan di kawasan Eropa dan Timur Tengah menurun akibat kampanye BDS, memengaruhi eksistensi mereka di pasar global.
3. Bank Leumi
Deskripsi: Salah satu bank terbesar di Israel ini menghadapi tekanan akibat divestasi dari lembaga internasional.
Kerugian: Penarikan investasi oleh lembaga keuangan global menyebabkan penurunan pendapatan dan reputasi.
4. SodaStream
Deskripsi: Perusahaan pembuat alat minuman soda ini sempat dikritik karena operasionalnya di Tepi Barat.
Kerugian: Meskipun telah memindahkan pabriknya, SodaStream tetap kehilangan pasar di Eropa dan Amerika Utara akibat citra negatif yang melekat.
5. Carmel Agrexco
Deskripsi: Perusahaan ekspor pertanian terbesar di Israel ini menjadi target utama kampanye BDS.
Kerugian: Boikot di Eropa, terutama Inggris, membuat Carmel Agrexco bangkrut dan dilikuidasi pada 2011.
6. Ahava Dead Sea Laboratories
Deskripsi: Produsen produk perawatan kulit berbasis mineral Laut Mati ini beroperasi di wilayah pendudukan.
Kerugian: Boikot di Eropa dan Amerika Utara memaksa sejumlah toko besar berhenti menjual produknya, sehingga pendapatan menurun drastis.
7. HP Inc. dan Hewlett Packard Enterprise
Deskripsi: HP menjadi target BDS karena kontraknya dengan pemerintah Israel untuk sistem identifikasi biometrik.
Kerugian: Produk HP diboikot di sejumlah negara, termasuk penghentian kontrak di Eropa dan Amerika Utara.
8. Teva Pharmaceutical Industries
Deskripsi: Teva adalah produsen obat generik terbesar di dunia.
Kerugian: Penurunan penjualan di pasar Eropa terjadi akibat tekanan boikot, meskipun dampaknya tidak sebesar perusahaan lain.
9. Sabra Hummus
Deskripsi: Sabra, merek hummus asal Israel, menjadi target boikot di Amerika Utara.
Kerugian: Kampanye boikot mengurangi penjualan di wilayah Amerika Serikat dan Kanada.
10. Puma
Deskripsi: Puma, yang menjadi sponsor Asosiasi Sepak Bola Israel, menghadapi tekanan dari BDS.
Kerugian: Penjualan Puma menurun di negara-negara yang mendukung kampanye solidaritas Palestina.
11. Mekorot
Deskripsi: Perusahaan air nasional Israel ini terlibat dalam pengelolaan sumber daya air di wilayah pendudukan.
Kerugian: Boikot global, termasuk pembatalan kontrak oleh Argentina pada 2014, memengaruhi citra dan operasionalnya.
12. Starbucks
Deskripsi: Meskipun tidak dimiliki oleh Israel, Starbucks ditargetkan boikot karena klaim dukungannya terhadap Israel.
Kerugian: Penjualan di Malaysia dan Indonesia menurun akibat kampanye konsumen.
13. McDonald’s
Deskripsi: Restoran cepat saji ini menghadapi boikot karena keterkaitan dengan mitranya di Israel.
Kerugian: Penjualan di Timur Tengah dan Asia Tenggara terdampak signifikan.
14. Caterpillar Inc.
Deskripsi: Perusahaan alat berat asal Amerika ini dikritik karena alatnya digunakan militer Israel.
Kerugian: Kampanye divestasi menyebabkan beberapa organisasi menghentikan investasi mereka di Caterpillar.
Dampak Luas Kampanye BDS
Boikot ini menunjukkan bagaimana tekanan geopolitik dapat memengaruhi bisnis global. Perusahaan-perusahaan tersebut menghadapi tantangan serius dalam mempertahankan pangsa pasar di tengah dinamika politik dan opini publik internasional yang semakin kritis. Kampanye BDS memberikan pelajaran penting tentang hubungan antara etika bisnis dan hak asasi manusia.
[ ا MH ]